A.
PONDASI
1.
Pengertian
dan Fungsi Pondasi
Pada
umumnya yang dinamakan pondasi adalah struktur bagian bawah bangunan yang
langsung berhubungan dengan tanah yang berfungsi menyalurkan beban dari
struktur diatasnya ke lapisan tanah pendukung
2.
Skema
Gaya
Beban dari bangunan
diatasnya (beban mati dan beban hidup) --- disalurkan melalui konstruksi
horisontal dan vertikal --- pondasi --- beban dilanjutkan ke --- tanah dasar.
Bila konstruksi pondasi kurang kuat
untuk meneruskan beban dapat berakibat pecahnya atau rusaknya pondasi.
3.
Pondasi
Merupakan Bagian yang Penting dari Sebuah bangunan
Karena pondasi memiliki
fungsi penting yaitu sebagai dasar suatu bangunan untuk menginjakkan bangunan
tersebut ke tanah dasar, maka untuk perencanaan dan pembuatannya perlu
diperhitungkan dengan cermat agar dapat terhindar dari penurunan bahkan
ambruknya suatu bangunan.
(perhitungan gaya tidak
dijelaskan pada mata pelajaran ini)
4.
Syarat
Pondasi pada Sebuah Bangunan
Agar pondasi dalam suatu bangunan kuat,
maka pondasi harus memenuhi syarat sebagai berikut:
a. Bentuk
dan konstruksinya harus menunjukkan suatu konstruksi yang kokoh dan kuat untuk
mendukung beban bangunan diatasnya.
b. Harus
dibuat dari bahan yang tahan lama dan tidak mudah hancur, sehingga kerusakan
pondasi tidak mendahului kerusakan bangunannya
c. Tidak
mudah terpengaruh oleh keadaan diluar podasi, misalnya pengaruh air tanah dll.
d. Harus
terletak pada tanah dasar yang cukup kuat sehingga kedudukan pondasi stabil
5.
Pemilihan
Tipe atau Jenis Pondasi Berdasarkan 4 Poin Penting
• Hasil
penyelidikan tanah, survey lapangan dan interpretasinya
(interpretasi merupakan
proses penafsiran suatu hasil percobaan)
• Besarnya
beban statis atau dinamis yang bekerja dan batasan deformasi
(Beban statis adalah
beban yang bekerja secara terus-menerus pada suatu struktur, bersifat tetap sedangkan Beban dinamis
adalah beban yang bekerja secara tiba-tiba pada struktur, bersifat tidak tetap untuk batasan deformasi
disini ialah batasan deformasi pada struktur bangunan yang memiliki arti bahwa
struktur bangunan itu tidak akan berubah bentuknya atau dapat kembali ke bentuk
semula bila beban yang ia dapatkan tidak melebihi batasan deformasinya)
Deformasi
adalah perubahan bentuk suatu benda yang tidak dapat kembali lagi kebentuk
semula.
• Biaya
konstruksi dan kemudahan pelaksanaan di lapangan
(biaya konstruksi pada
suatu daerah berbeda-beda tergantung mudah atau tidaknya tersedianya bahan yang
akan digunakan).
• Pertimbangan
tingkat resiko kegagalan pondasi selama rencana umur bangunan.
(pengalaman suatu
kontraktor)
6.
Pemilihan
Tipe atau Jenis Pondasi Berdasarkan Kondisi Tanah Dasarnya (penyelidikan tanah)
--- sistem dan jenis pondasi akan dijelaskan
pada pertemuan berikutnya
·
Tanah dasar yang memiki
daya dukung baik(tanah batu, padas/ cadas, kerikil --- sistem pondasi langsung
·
Tanah dasar yang
memiliki daya dukung sedang --- sistem pondasi langsung dengan perlakuan
tertentu (pembesaran dimensi, perkuatan dengan meningkatkan mutu dan
kekuatannya)
·
Tanah dasar yang
memiliki daya dukung jelek --- sistem pondasi tidak langsung
B.
TANAH
1.
Pengertian
Tanah dan Fungsinya Sebagai Pijakan Pondasi
Tanah (bahasa Yunani:
pedon; bahasa Latin: solum) merupakan bagian kerak bumi yang tersusun dari
mineral dan bahan organik. Tanah berasal dari pelapukan batuan dengan bantuan
organisme, membentuk tubuh unik yang menutupi batuan.
2.
Klasifikasi
Tanah
a.
Berdasarkan
Susunannya
·
Tanah Batu
Memiliki butiran lebih
dari 40mm, merupakan tanah dasar yang amat baik untuk bangunan, umumnya
berlapis-lapis dan lapisan ini tidak boleh miring karena dapat menyebabkan
pergeseran.
·
Tanah Padas/ Cadas
Merupakan pengerasan
dari tanah dan terkadan terdapat tanah-tanah lembek, umumnya setelah terbuka
tanah ni mudah lapuk, lain halnya jika tertutup dengan pasir.
·
Tanah Kerikil
Butiran kerikil anda
yang mengatakan 2-20 mm dan ada yang mengatakan 5-50 mm, karena besarnya
butiran maka air mudah merembs diantara kerikil-kerikil tersebut, sebagai tanah
dasar kerikil baik untuk didirikan bangunan.
·
Tanah Pasir
Tanah pasir terdiri dari butiran-butiran
yang memiliki bentuk hampir bulat, besarnya 0,1-2 mm.
·
Tanah Liat
Tanah yang mudah
menerima air, waktu musim penghujan tanah menjadi lembek, jika pada musim
kemarau tanah menjadi retak-retak terkadang hingga sampai kedalaman 2 m.
·
Tanah Geluh
Campuran (alami) antara tanah liat
dengan pasir
·
Tanah napal
Campuran tanah liat, pasir dan kapur
·
Tanah Halus
Terbentuk dari
butiran-butiran tanah yang sangat halus yang terbawa oleh angin, dalam
susunanya banyak terdapat butiran-butiran kapur.
·
Tanah Gambut
Terjadi dari tumbuhan
yang telah lama mengendap didalam air. Tanah ini tidak baik sebagai dasar
bangunan.
3.
Penyelidikan
atau Pemeriksaan Tanah
a. Tujuan
Penyelidikan atau Pemeriksaan Tanah
Tujuan dari
penyelidikan/ pemeriksaan tanah disini adalah untuk mengetahui jenis tanah
tersebut dan selanjutnya dipakai sebagai pedoman penentuan jenis pondasi yang
akan digunakan.
b. Penyelidikan
atau Pemeriksaan Tanah
· Pemeriksaan
jenis tanah
· Pemeriksaan
daya dukung tanah
· Pemeriksaan
kadar air didalam tanah
PERTEMUAN
2
PENYELIDIKAN TANAH
A.
Penyelidikan
Atau Pemeriksaan Tanah Meliputi
1. Pemeriksaan
jenis tanah
Memiliki tujuan untuk
mendapatkan sifat fisik tanah (warna & bentuk) guna pendiskripsian jenis tanah
(tanah pasir: warna hitam, butiran sedikit kasar, bila basah dapat dikepalkan,
bila kering sulit untuk dikepalkan):
-
Pengujian dengan
taksiran melalui fisual & sentuhan (penglihatan) akan didapatkan warna,
bentuk, dll.
-
Pengujian dengan
penelitian bor log dan uji analisis ukuran butiran tanah --- didapatkan besaran
butiran dan nantinya dapat ditentukan jenis tanah apa itu.
2. Pemeriksaan
daya dukung tanah
Pemeriksaan ini
dimaksudkan untuk mendapatkan data berupa sifat indeks dan sifat mekanis suatu
tanah (untuk mengetahui kekuatan tanah dalam mendukung beban diatasnya),
pengujian yang dilakukan meliputi:
-
Pengujian sondir
-
Pengujian sandcone
3. Pemeriksaan
kadar air tanah
Pemeriksaan ini
dimaksudkan untuk mendapatkan data kandungan air didalam tanah tanah, semakin
banyak tanah mengandung air semakin buruk tanah tersebut untuk dijadikan tanah
dasar pondasi, pengujian yang dilakukan:
-
Pengujian dengan
taksiran melalui fisual & sentuhan (penglihatan) akan didapatkan warna,
bentuk, dll.
-
Uji kadar air untuk
tanah
B.
Maksud/
Tujuan Dari Penyelidikan Tanah
Untuk mendapatkan data
berupa sifat fisik, sifak indeks dan sifat mekanis dari tanah, yang selanjutnya
dapat digunakan oleh kontraktor untuk merencanakan jenis pondasi apa yang tepat
untuk tanah tersebut.
1. sifat
fisik --- (warna, tekstur dan struktur)
2. sifat
indeks --- menunjukkan sifat-sifat tanah yang mengindikasikan jenis (jenis
tanah pasir, lempung, lanau dll) dan
kondisi tanah (kondisi baik,
buruk).--- indeks plastisitas tanah
3. sifat
mekanis --- seperti kekuatan dan pemampatan atau kecenderungan untuk
mengembang, dan permeabilitas.
C.
Struktur
/Komposisi Tanah
Komposisi tanah terdiri
dari:
1. Butiran
(solid) --- agregat --- semakin berfariasi ukuran agregat semakin kuat daya
ikat antar agregat tersebut
2. Pori
(void) = udara (air) & Air (water)
Perbandingan
komposisi tanah:
Komposisi
tanah = butiran (solid) + {udara (air) & Air (water)}
D.
Pengujian
Untuk Menyelidiki Atau Memeriksa Tanah
(pengertian, tujuan,
alat-alat yang digunakan, langkah-langkah pengujian, hasil yang didapatkan)
1. Pengujian
tanah di lapangan
a.
Sumur
percobaan (gbr. Scan)
-
Pengertian:
Penggalian tanah yang
yang digunakan untuk penyelidikan suatu tanah, biasanya memiliki ukuran 1 m X
1,5 – 2 m serta dengan kedalaman tanah sesuai dengan yang diperlukan.
-
Tujuan:
Untuk mengetahui
susunan tanah, warna tanah, tekstur tanah, dan dapat pula digunakan untuk
pengambilan sempel tanah yang selanjutnya digunakan untuk penelitian di
laboratorium.
-
Alat-alat yang
digunakan:
Pelubangan: Meteran,
patok, tali, cangkul, linggis, ember dan tali (katrol).
Pengambilan sempel:
sendok, sekop kecil, nampan dll.
-
Langkah-langkah
pengujian:
·
Pengukuran tanah
menggunakan meteran dan kemudian ditandai dengan tali dan patok
·
Penggalian menggunakan
cangkul dan linggis
·
Pengeluaran tanah galian
dari dalam menggunakan ember dengan sistem katrol
·
Penelitian secara
fisual, pengambilan sempel dan pencatatan hasil penelitian.
b.
Bor
log (bor tangan)
-
Pengertian:
Bor tangan
dapat digunakan untuk
menggali lubang bor
hingga kedalaman 5
meter dengan memakai seperangkat batang penyambung, bor tangan
biasanya digunakan hanya
bila sisi-sisi lubang
bor tidak memerlukan penyangga (tanah tidak terlalu
keras) dan bila tidak terdapat partikel-partikel berukuran kerikil atau yang
lebih besar.
-
Tujuan:
Untuk mengambil sampel
(tanah asli/ tak terganggu = mata bor berbentunk tabung dan tidak asli
/terganggu = mata bor auger) dari tanah yang akan diteliti, sampel dilanjutkan
dengan penelitian di laboratorium atau dapat dilakukan penelitian di tempat
secara fisual dengan mengambil sampel tanah setiap kedalaman tertentu, biasanya
dilakukan untuk pengklasifikasian tanah dan pendiskripsian tanah.
-
Alat-alat yang
digunakan:
Pemboran = Tang, pipa
besi sambung, pegangan pipa, mata bor.
Pengambilan sempel = dengan
bor dan kemudian dimasukkan dalam wadah dan diberi label.
-
Langkah-langkah
pengujian:
Bor diputar sambil
ditekan ke bawah dengan tuas berbentuk T di batang paling atas hingga kedalaman
maks. 5 m.
c.
Sondir
-
Pengertian &
Tujuan:
Sondir adalah
salah satu alat pengujian tanah
di lapangan. Pengujian ini dimaksudkan untuk
memperoleh
parameter-parameter
perlawanan penetrasi lapisan tanah
di lapangan yang
selanjutntya digunakan untuk
interpretasi perlapisan tanah
yang merupakan bagian dari analisis dan desain geoteknik.
-
Alat-alat yang
digunakan:
mesin sondir, stang
sondir, mantle cone, friction cone, jangkar spiral, ambang penekan dan peralatan
penunjang
-
Langkah-langkah
pengujian:
Alat (mesin sondir) di
pasang di atas tanah yang akan di uji, penyambungan satang sondir dengan friction / mantel cone,
pemasangan satang sondir dan friction / mantel cone pada mesin sondir kemudian
memutar tuas dengan kedalaman per 20 cm.
-
Hasil/ data yang
didapatkan:
Perlawanan conus (qc),
perlawanan geser (qc+fs)
* gambar dapat diperlihatkan dengan foto
praktek, langkah-langkah dijelaskan secara garis besar, dan hasil berupa grafik
dijelaskan secara garis besar.
2. Pengujian
tanah di laboratorium
a.
Uji kadar air untuk
tanah
-
Pengertian &
tujuan:
Pengujian ini digunakan untuk
menentukan kadar air
sampel tanah yaitu
perbandingan berat air yang terkandung dalam tanah dengan berat kering
tanah tersebut.
-
Alat-alat yang
digunakan:
Cawan kadar air, timbangan
ketelitian 0,01 gram (Gambar 5.1), oven dan desikator ( mangkok berisi batu
yang dapat mendinginkan).
-
Langkah-langkah
pengujian:
·
Timbang cawan yang akan
dipakai berikut tutupnya lalu beri nomor/tanda.
·
Masukkan benda uji yang
akan diperiksa kedalam cawan tersebut lalu tutup.
·
Timbang cawan yang
telah berisi benda uji tersebut.
·
Masukkan kedalam
oven yang suhunya
telah diatur 110ºC
selama 24 jam
·
sehingga beratnya
konstan (tutup cawan dibuka).
·
Setelah dikeringkan
dalam oven, cawan
tersebut lalu dimasukkan
ke dalam
·
desikator agar cepat
dingin.
·
Setelah dingin, timbang
kembali cawan yang telah berisi tanah kering tersebut
Hasil/ data yang
didapatkan: Kadar air (ω)
b.
Uji berat volume tanah,
uji berat jenis tanah, uji analisis ukuran butiran tanah, uji penentuan batas
cair, uji penentuan batas plastis, uji penentuan batas susut, uji kuat geser
tanah dengan uji geser langsung dan uji pemadatan tanah di laboratorium.
PERTEMUAN 3
Ulangan 1
PERTEMUAN 4 & 5
PELAKSANAAN
PEMBUATAN PONDASI
(PEMBUKAAN)
Suatu proyek pembangunan bangunan gedung, sesudah
diadakan penyelidikan tanah, selanjutnya pekerjaan pokok yang harus dikerjakan adalah pekerjaan pondasi.
Sebelum dimulai
pengerjaannya perlu ditetapkan ketentuan-ketentuan mengenai bangunannya, dimana
bangunan akan didirikan, ukuran serta bentuk bangunan, keadaan tanah,
bahan-bahan material dan tenaga kerja yang tersedia di daerah tersebut.
Setelah diketahui
semuanya itu kemudian dibuatlah gambar rencana sebagai pedoman pelaksanaan
pembangunan, selanjutnya didirikan sebuah barak-barak bagi pekerja dan material
(kayu, semen, besi dan pasir) serta alat-alat bangunan.
3.
Pekerjaan
Pondasi
Untuk
pekerjaan pondasi hal yang pertama dilakukan adalah pembersihan lahan untuk
bangunan, pengukuran dan pemasangan papan bowplank dan dilanjutkan dengan
pekerjaan penggalian tanah untuk pondasi.
a. Pekerjaan
Papan bouwplank
1. Pengertian dan fungsi papan bowplank
Papan
bouwplank berfungsi untuk membuat titik-titik as bangunan sesuai dengan gambar
denah bangunan yang diperlukan untuk penentuan jalur/arah pondasi dan juga
sebagai dasar ukuran tinggi/level/peil penentuan ketinggian lantai dalam rumah
dengan permukaan jalan.
2. Pemasangan papan bouwplank
Proses pemasangan papan
bouwplank memiliki beberapa tahapan sebagai berikut:
·
Pengukuran luas rencana
bangunan
Pekerjaan pengukuran
disini dimaksudkan unutk mengukur luas bangunan yang nantinya akan dibangun.
·
Pemasangan papan
bouwplank
-
Mula-mula pemasangan
patok sebagai pijakan papan dengan jarak kira-kira 15-20 cm dari tepi galian
pondasi (sekiranya tidak terlalu dekat dengan galian agar tidak mudah lepas).
-
Patok dipasang tegak
lurus dan diusahakan tidak mudah goyah atau lepas,
-
Papan bowplank dipaku
pada setiap patok dengan ketinggiannya sebagai patokan muka atas lantai ± 0.00
(muka atas lantai biasanya terletak antara 30-50 cm di atas tanah tergantung
pada keadaan tanah disekitarnya, dan di papan bowplank dipasang pula paku atau
dicat meni sebagai pedoman as suatu bangunan /pondasi.
MACAM-
MACAM PONDASI
A.
Pondasi
Langsung
Pondasi langsung
merupakan pondasi yang langsung berdiri diatas tanah yang mempunyai daya dukung
tanah baik, beberapa jenis pondasi langsung:
1. Pondasi
Batu Bata
ü Merupakan
pondasi yang berbahan batu bata, pada umumnya batu bata sebagai bahan pembuatan
pondasi kurang efektif dan baik disamping harganya yang lebih mahal daripada
batu alam (batu kali, batu kapur) terlebih dalam pengerjaannya pondasi dari
bahan batu bata lebih rumit daripada batu alam (dengan penyusunannya yang lebih
detail dan spesifik dari menyusun pondasi berbahan batu alam).
ü Pada
pondasi batu bata ini nantinya terdapat pondasi batu bata setempat dan pondasi
batu bata lajur.
ü Ukuran
bata pada saat ini 5 x 11 x 22 (gbr.kan ke papan tulis)
ü Pelaksanaan
pembuatan pondasi batu bata:
·
Pekerjaan pembwoplankan
·
Pemasangan
profil-profil (bentuk profil mengikuti bentuk pondasi)
·
Penggalian tanah
(gbr.kan di papan tulis)
·
Pekerjaan urugan pasir
dengan ketebalan 10 cm & dipadatkan
·
Pembuatan Rollag dengan
ketinggian 15 cm
·
Penyusunan batu bata
hingga membentuk pondasi
·
Pekerjaan urugan tanah
& dipadatkan
ü Gambar
untuk pondasi batu bata ada pada gambar hasil scan.
2. Pondasi
Batu Alam
ü Merupakan
pondasi yang berbahan batu alam, yaitu bahan yang dihasilkan oleh alam (batu
kali dan batu kapur).
ü Agar
daya lekat dengan adukan lebih baik maka batu biasanya dipecah-pecah menjadi
ukutran kurang lebih 25 cm.
ü Penampang
melintangnya berbentuk trapesium, ini dimaksudkan untuk memberi stabilitas
tertentu pada temboknya.
ü Pada
umumnya dipasang pada kedalaman 1-2m.
ü Pelaksanaan
pembuatan pondasi batu alam:
·
Pekerjaan pembwoplankan
·
Pemasangan
profil-profil (bentuk profil mengikuti bentuk pondasi)
·
Penggalian tanah
(gbr.kan di papan tulis)
·
Pekerjaan urugan pasir
dengan ketebalan 10 cm & dipadatkan --- dijelaskan fungsinya
·
Pekerjaan batu kosong
(aanstamping) ketinggian 20 cm --- dijelaskan fungsinya
·
Pemasangan batu alam
dibentuk trapesium
·
Urugan tanah dipadatkan
ü Gambar
untuk pondasi batu bata ada pada gambar hasil scan.
A.
Pondasi
Tidak Langsung
Suatu pondasi yang
memiliki fungsi meneruskan beban dari struktur diatasnya menuju ke tanah
dasarnya yang memenuhi syarat dengan perantaan suatu konstruksi tertentu.
1. Pondasi
Straus pal
ü Merupakan
pondasi tidak langsung, biasanya digunakan untuk bangunan tempat tinggal dan
bangunan yang tidak berdimensi besar.
ü Pelaksanaan
pembuatan pondasi straus pal:
·
Letak tiang harus
ditentukan terlebih dahulu, sumbu tiang harus tepat pada rencana sumbu dinding
tembok nantinya.
·
Pekerjaan pembwoplankan
·
Penggalian tanah dengan
cara pemboran tanah dengan diameter 25 – 30 cm (kedalaman maks. 5 M).
·
Pemasangan pipa besi
dengan diameter sesuai lubang bor.
·
Pemasukan beton kering
kurang lebih 0,12 m3, dengan perbandingan 1 Pc: 2 Ps: 3 Kr setelah diaduk
·
Pekerjaan penimbrisan
·
Penulangan dengan
bentuk menyerupai lingkaran
·
Pengecoran dengan
campuran 1 Pc: 2 Ps: 3 Kr
·
Pembuatan sloof
ü Sebagai
isi galian tanahnya digunakan campuran beton 1PC: 2PS: 3KR, yang diperkuat
dengan tulangan besi baja.
2. Pondasi
Pancang Bambu/ Kayu
ü Digunakan
apabila tanah bangunan sangat buruk, antara lain keadaan muka air tanah sangat
tinggi, daya dukung tanah yang baik letaknya sangat dalam sehingga tidak
dimungkinkan lagi untuk pengeboran maupun penggalian. (tanah gambut)
ü Pondasi
pancang kayu digunakan pada gedung yang ringan, dibawah dinding cukup dipasangi
satu deret tiang kayu diameter 25 cm. Dalam deretan tiang diatas kepalanya
dipasang kayu penghubung yang dinamakan KESP ukuran 15/25 cm
ü Pondasi
tiang pancang bambu digunakan apabila tanahnya gembur atau berlumpur, bambu
yang digunakan umumnya bambu yang memiliki diameter besar dan ros-ros
(garis-garis sekat batang pada bambu) yang pendek
ü Selama
bambu terpendam dalam air atau lumpur, bambu tidak akan mengalami lapuk
MATERI TAMBAHAN
a.
Pekerjaan
Galian
Pekerjaan galian
dilakukan setelah pekerjaan pemasangan papan bouwplank, pekerjaan ini
dimaksudkan untuk menggali tanah sebagai tempat pondasi, ukuran penggalian
disesuaikan dengan lebar dan tinggi pondasi.
b.
Pekerjaan
pasir urug
Pemberian pasir urug
ini (biasanya dikerjakan pada podasi batu bata, batu kali, dan pondasi telapak)
dimaksudkan untuk alas pondasi agar rata dan peredam getaran.
c.
Aanstamping
Merupakan pasangan batu
kosong yang memiliki fungsi untuk mencegah atau meminimalisir merembesnya air
ke pondasi.
Pondasi tiang
pancang berfungsi sebagai
kombinasi tahanan samping
dan dukungan ujung kecuali bila tiang pancang menembus tanah yang sangat
lembek sampai ke dasar padat, pada umumnya digunakan untuk :
1. Membawa
beban-beban konstruksi diatas tanah, ke dalam atau melalui sebuah lapisan
tanah.
2. Untuk menahan
gaya desak ke
atas, atau gaya
guling, seperti untuk
telapak ruangan bawah tanah di bawah bidang atas air jernih atau
menopang kaki-kaki menara atau gedung bertingkat tinggi terhadap guling.
3. Memampatkan endapan
tak berkohesi yang
bebas lepas melalui
kombinasi perpindahan isi tiang pancang dan getaran dorongan.
4. Mengontrol penurunan
bila kaki-kaki yang
tersebar atau telapak
yang berada tanah tepi atau
didasari oleh sebuah lapisan yang kemampuannya tinggi.
5. Membuat tanah
dibawah pondasi mesin
menjadi kaku untuk
mengontrol amplitudo getaran dan frekuensi alamiah dari system tersebut.
6. Sebagai faktor
keamanan tambahan di
bawah tumpuan jembatan
atau pir (tiang), khususnya jika
erosi merupakan persoalan potensial.
7. Dalam konstruksi
lepas pantai untuk
meneruskan beban-beban di
atas permukaan air melalui air dan kedalam tanah yang mendasari air
tersebut.
thanks infonya , sangat bermanfaat
BalasHapusyap
BalasHapussangat membantu
BalasHapusBuat yang cari Jasa Renovasi Rumah Murah dan buat pondasi dalam pasti butuh jasa bore pile atau jasa strauss pile menggunakan beton dengan harga jayamix hubungi 0812-1180-291 (Momo)
BalasHapusBuat yang butuh jasa service genset kami melayani service genset panggilan untuk wilayah Jabotabek & seluruh kota di Indonesia hubungi Dwi Asmarawardana 0852-1699-5545
BalasHapusterimakasih, sangat membantu
BalasHapus